Wisata Bahari Dasun

Agustus 16, 2017

Kunjungan Lapangan di Pulau Gosong, Dasun, Lasem

Dasun adalah desa di Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. yang merupakan desa kecil tetapi memiliki keunggulan dalam bidang sejarah, khusunya di bidang perkapalan yang dahuluya di jadikan Belanda dan Jepang sabagai tempat pembuatan kapal, dengan bukti ditemukannya dok-dok yang terletak di sepanjang Sungai Dasun yang masih ada sampai sekarang. Dasun juga terkenal sebagai desa penghasil garam dan ikan bandeng di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Dasun juga memiliki hutan mangrove di sepanjang Sungai Dasun yang menawan. Puluhan kapal-kapal nelayan yang berjajar di tambatan perahu di Sungai Dasun, menandakan bahwa desa ini merupakan salah satu desa maritim di Rembang.


Pada 18 Desember 2016, Desa Dasun telah mendeklarasikan sebagai desa wisata di Kabupaten Rembang dengan nama Wisata Bahari Dasun berbasis konservasi dan edukasi. Potensi-potensi wisata unggulannya adalah Situs-situs sejarah, Susur Sungai Dasun, Tambatan Perahu Dasun, Pantai Dasun, Tambak Dasun, Ruang Terbuka Hijau Dasun, dan berbagai macam wisata kuliner. Dibantu dengan komunitas pelestari pusaka Dasun Heritage Society (DHS), masyarakat Desa Dasun selalu berupaya untuk melestarikan pusaka-pusaka atau heritage yang ada di Dasun, baik itu pusaka budaya, pusaka alam dan pusaka saujana.

Susur Sungai Dasun dan Pulau Gosong

Senin sore (19/09/2016), komunitas gerakan perasaan untuk mencintai Kota Tua Lasem budaya, warisan dan kesehariannya, Kesengsem Lasem dan Komunitas Rumah Baca Pamotan melakukan jelajah Sungai Dasun dan Pulau Gosong.

Dengan didampingi oleh Kepala Desa Dasun, Sujarwo, jelajah ini bermula dari susur Sungai Dasun menggunakan sebuah perahu milik salah satu nelayan Dasun. Ketika menyusuri Sungai Dasun, tampak kanan kiri sungai terdapat hutan mangrove yang masih lestari. Selain itu juga terlihat perkampungan nelayan Dasun dan Layur di kiri kanan sungai.

Susur Sungai Dasun dan Pulau Gosong
Perjalanan Susur Sungai Dasun, Dok. Exsan Ali Setyonugroho (19/09/2016)

Saat menyusuri sungai, banyak anco yang dioperasikan oleh penduduk Dasun. Penduduk Dasun banyak memiliki anco untuk mencari udang, rebon, ikan blanak, ikan bandeng, bahkan kakap. Anco Dasun terlihat unik dan indah bersanding dengan cakrawala ketika terlihat dari tengah sungai.

Susur sungai dari tambatan perahu dasun ke selatan, mata tak henti-hentinya menengok ke kiri dan ke kanan. Di tepi sungai sebelah kiri terdapat beberapa dock kapal peninggalan jaman kolonial belanda dan masa pendudukan jepang. Desa Dasun memang sejak dahulu terkenal sebagai daerah penghasil kapal-kapal belanda, itu dibuktikan dengan beberapa dock dan bangkai kapal besi serta kayu di sepanjang sungai dasun.

Anco sedang ditarik oleh pemiliknya, terlihat dari atas perahu, Dok. Exsan Ali Setyonugroho (19/09/2016)

Sungai Dasun memang menyimpan cerita sejarah yang beragam. Di sungai inilah candu masuk dan menyebar ke seluruh Jawa pada zaman kolonial. Ini dibuktikan dengan adanya Rumah Candu atau Lawang Ombo di Desa Soditan, samping Klenteng Cu An Kiong. Rumah Candu ini terdapat gorong-gorong untuk masuknya candu dari Sungai Dasun-Lasem menuju dalam Rumah Candu.

Sujarwo saat menjelaskan  kapal kuno yang ditemukan di Dusun Karangayar-Dasun pada 2009, Dok. Exsan Ali Setyonugroho (19/09/2016)

Setelah susur sungai, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Gosong. Pulau Gosong merupakan sebuah pulau karang yang berada di utara persis muara Sungai Dasun. Dengan jarak kira-kira 2 kilometer dari muara sungai, Pulau Gosong dapat ditempuh sekitar 15 sampai 25 menit tergantung kondisi kapal dan ombak.
Tampak dua perahu nelayan di Sungai Dasun saat pulang dari melaut, Dok. Exsan Ali Setyonugroho (19/09/2016)

Pulau Gosong di sore hari sungguh indah. Apalagi dengan melihat sunset dari Pulau gosong. Hempasan ombak dipecah oleh karang kecil-kecil sungguh elok dipandang mata. Sayang kondisi Pulau Gosong tak seindah dulu. Banyak karang-karangnya yang sudah mati dan rusak. Dahulu Pulau Gosong banyak terdapat karang-karang yang besar namun sekarang tinggal sedikit.Oleh sebab itulah Pulau Gosong sangat perlu untuk dilestarikan.

Pulau Gosong, Dok. Exsan Ali Setyonugroho (19/09/2016)

Rombongan kembali ke Sungai Dasun menjelang magrib. Beberapa nelayan juga mulai merapat ke daratan setelah menebar jaring pejer dan bangkrak  untuk mencari rajungan. [ean]

Matahari sore dan karang di Pulau Gosong yang masih tersisa, Dok. Exsan Ali Setyonugroho (19/09/2016)

Siluet di Pulau Gosong, Dok. Exsan Ali Setyonugroho (19/09/2016)


Post Advertisement
Post Advertisement